Halaman

Jumat, 22 Juni 2012


Salah Kaprah Kalangan Jihadis Memaknai Novel Kabut Jihad


Media orang kampung (23/6/2012) – Beginilah jadinya bila bukan sastrawan mengomentari karya sastra: dituduh galau, boneka BNPT, mengandung faham theosofi, fitnah dan kebohongan. Tuduhan tendensius dan tidak berakhlak dari kelompok yang mengusung jihad tetapi menabrak makna jihad dengan syahwat egonya ini mengudara dengan lantang di hotel Borobudur pada 20 Juni 2012 lalu, dalam acara peluncuran novel sulung Khairul Ghazali yang berjudul “Kabut Jihad”.
Dr. Asep Usman Ismail MA, dosen Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta selaku moderator dalam bedah buku tersebut mengatakan, novel Kabut Jihad telah memenuhi standar sastra yang benar walaupun penulisnya adalah pemula dalam bidang penulisan sastra. Artinya, kini di Indonesia telah lahir sastrawan baru dari balik jeruji penjara.
Ketika menanggapi kritikan pedas dari kalangan jihadis yang menuduh penulis novel Kabut Jihad telah “galau”, Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono Guru Besar Psikologi UI menjawab santai tapi bijaksana, “Memang menulis novel harus dalam keadaan galau. Kalau bukan galau bukan novel namanya tapi karya ilmiah. Novel ini cukup bagus menguraikan bab demi bab seperti Barracuda, Bilik Bercinta dan konflik batin tokoh-tokohnya.”
Dr. Asep Usman Ismail menimpali, “Novel ini memerlukan begitu banyak perenungan dan inspirasi dalam penulisannya, dan ditulis dengan menggunakan banyak disiplin ilmu. Sayangnya, tidak ada budayawan dalam forum ini, sehingga tidak ada kesimpulan yang bisa diambil dalam dialog dan bedah buku ini. Seharusnya BNPT menghadirkan budayawan atau sastrawan sehingga pembahasan dan dialog bisa balance.”
Selain Ketua JAT, Muhammad Achwan, dan juru bicara JAT Son Hadi, acara bedah buku juga menghadirkan pembicara Abu Rusydan (mantan JI), Prof Muhammad Baharun (Ketua Komisi Fatwa MUI dan Rektor Universitas Nasional Bandung), Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono. Sedangkan Dr. Asep Usman Ismail bertindak selaku moderator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar